Atensi Stunting, Periode pengukuran Anak dilakukan Ferbuari dan Agustus

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL- Upaya penekanan kasus stunting terus dilakukan oleh Pemprov Sulsel, dalam hal ini Dinas Kesehatan Sulsel.

Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Rosmink Pandin mengatakan, tak hanya pada balita saja yang diberikan penanganan dan perhatian terhadap pencegahan stunting, itu juga dilakukan langsung kepada para kaum ibu, terutama ibu yang sedang mengandung dan menyusui.

"Kita juga bergerak pada ibu sebelum bersalin, dan juga para remaja," sebutnya saat dikonfrimasi, Selasa (4/7/2023).

Kata dia, program Pemprov sendiri yaitu Stop Stunting telah berjalan di lima kelurahan di masing-masing kecamatan yang ada di Sulsel, dan program itu berjalan setiap harinya, Bahkan pemberian bantuan berupa makanan pembantu untuk balita serta pemberian vitamin juga terus dilakukan oleh pihaknya.

"Aksi stop stunting itu sudah berjalan 1 kecamatan 5 desa. Kemudian itu sudah jalan terus setiap hari bergerak, kemudian ada pemberian makan tambahan dari BKKD. Kalau dari dinas kesehatan ada vitamin. Juga ada kolaborasi pemberian untuk bayi. Mulai dari MPASI nya, susu dan sebagiannya. Pemantauan juga terus dilakukan dinas kesehatan," jelasnya.

Ia menuturkan, untuk pengukuran terhadap anak sudah dilakukan pada bulan februari kemarin, dan tahapan pengukuran terhadap perkembangan anak itu rencananya akan dilakukan pada Agustus mendatang.

"Pengukuran dilakukan setiap Februari dan Agustus kemudian ada juga perbulan, tapi kita tidak bisa lakukan semua, karena banyak. Yang jelas progresnya, kalau kita kan terus menerus di posyandu baik untuk stunting maupun yang tidak," ulasnya.

Ia mengutarakan, penekanan angka stunting sendiri itu seyogianya dilakukan kolaborasi semua kalangan.

"Kolaborasi diperlukan untuk hadapi stunting karena kita tidak bisa jalan sendiri, jadi pemberian makan tambahan dan yang sakit kita terapi jadi terus menerus dilakukan pemantauan di semua anak yang mengalami stunting," kata Rosmini Pandin.

Pun dengan Program lainnya lanjut Rosmini Pandin, salah satu bentuk program penanganan stunting lainnya itu dengan menerapakan program orang tua asuh.

Untuk program tersebut lanjut Rosmini Pandin itu tentu akan berbeda di masing-masing kabupaten maupun kota.

"Adapun orang tua asuh macam-macam dari setiap kabupaten. Misalnya di Palopo itu dia bagi-bagi kalau di Barru per kepala OPD. Dibagi habis, kalau bisa per orang jadi orang tua asuh. Itu strategi per kabupaten masing-masing," paparnya.

Ia berharap, pemahaman terhadap stunting itu akan lebih baik jika pencegahannya itu langsung dilakukan oleh ibu-ibu dengan menerapkan pola konsumsi hidup sehat.

"Diusahakan ibunya lebih mengerti supaya dia bisa memperbaiki sendiri gizi anaknya. Kalau orang tua asuh hanya memantau, menghimbau. Kemudian kalau ada yang kurang Makanan maka akan diberikan telur. Pemberian telur yang lebih muda, bisa juga ikan ataupun daun kelor. Jadi banyak hal yang bisa dilakukan untuk cegah stunting," ulasnya. (Abu Hamzah/B)

  • Bagikan