Lanjut dia, dalam pertarungan Pilpres ini juga kan pasti setiap kandidat pasti mengklaim bahwa menargetkan sekian persen suara. Tetapi ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan bagaimana di Sulawesi Selatan itu untuk dapat memperoleh suara yang signifikan.
"Selain yang saya sebutkan tadi, aspek figur atau ketokohan tentu bagaimana kemampuan dari tim kampanye daerah atau tim pemenangan daerah ini memaksimalkan segala kekuatan dan potensi yang dimiliki," jelasnya.
Disebutkan, dalam waktu kurang lebih 2 bulan lebih ini masa kampanye, peran serta tim kampanye daerah atau tim pemenangan daerah itu memaksimalkan apa yang menjadi unggulan-unggulan dari setiap kandidat ataupun capres mereka semua.
Di Sulawesi Selatan itu tentu harus diperhatikan juga prevelensi dari pemilih itu sendiri. Yang berbeda dengan pemilih di luar Sulawesi Selatan, khususnya di Jawa.
Karena dari 3 pasangan capres ini, tidak ada kandidat yang merupakan representasi dari Indonesia Timur atau Sulawesi Selatan pada khususnya. Semua boleh dikata bukan representasi Sulawesi Selatan ataupun Indonesia Timur.
"Dari 3 capres ini tentu, yang harus dilihat itu yang pertama politik aliran, NU dengan Muhammadiyah. Kemudian intelektual, kemudian jejak rekam dan sebagainya," tuturnya.