Jelang Nataru, Proyek Jalan Camba-Maros Dihentikan

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Sulawesi Selatan menghentikan sementara proyek pengerjaan jalan poros Camba-Bone. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan pengguna jalan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2024.

Pejabat Pembuat Komitmen proyek jalan Camba-Maros, Irwan AR mengatakan, penghentian pekerjaan sementara dilakukan untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas yang semakin padat. Meski begitu, pengerjaan yang dianggap tidak mengganggu arus lalu lintas tetap akan dikerjakan.

“Alat-alat berat yang berada di badan jalan tidak diperasikan. Tapi, untuk pekerjaan rutin, seperti penambalan-penambalan jalan yang sangat urgen tetap dilanjutkan," ujar Irwan, Kamis (14/12/2023).

Irwan mengatakan, terjadinya penutupan jalan secara total baru-baru ini dilakukan karena pada proses pengerjaan dengan melakukan pemotongan batu tebing. Sisa batu-batu tersebut bertumpuk di jalan dan memerlukan alat berat untuk diangkut. Akibatnya, masyarakat harus menggunakan jalur alternatif, seperti jalur Bulu Dua di Kabupaten Barru dan jalur menuju Malino, Kabupaten Gowa.

"Memang dari jumlah kendaraan yang kami lihat ada pengurangan, kemungkinan memang ada pengambilan jalur alternatif ke Bone. Mengambil jalur lain yang sekiranya tidak menghambat, dibandingkan jalur Camba yang sering terjadi kepadatan," ujar Irwan.

Ia menyampaikan, ruas Camba-Bone merupakan salah satu proyek multi years dari Kementerian PUPR, melalui BBPJN Sulsel yang kontraknya berakhir Desember 2024. Menurut Irwan, beberapa ruas jalan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat seperti ruas poros Pangkep yang juga sedang dikerjakan akan mendapatkan perlakuan yang sama, yaitu pengerjaannya dihentikan sementara kecuali rehabilitas ringan selama Nataru.

Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Sulsel, Mansur Yahya mengungkapkan, bukan hanya persoalan angkutan penumpang, tetapi pengerjaan di Camba-Bone juga berkaitan dengan jangka panjang penyaluran logistik dan kepemiluan. Oleh karena itu, perlu menetapkan ruas-ruas alternatif untuk mempercepat pengerjaan ruas tersebut.

"Tiap hari itu jalan poros Camba sekitar 600 kendaraan (melintas), mengantisipasi penutupan di sisi lain harus berpikir logistik dan inflasi makanya kita arahkan lewat daerah Bulukumba atau Parepare. Di sisi lain, pekerjaan jalan dalam hal ini konservasi nasional butuh penanganan khusus," ujar dia.

Lebih jauh ia membeberkan, pada 2024 mendatang ada rencana bahwa kendaraan truk tidak lagi melintas pada siang hari di ruas tersebut, namun hanya beroperasi pada malam hari. Hanya saja, ia belum memastikan kapan waktu dimulai dan berakhirnya kebijakan tersebut nantinya.

"Memang ada dampak biaya operasional, tapi kita harus sama-sama bersabar. Ini kepentingan bersama utamanya yang melalui jalan Camba-Maros," kata Yahya.

Sementara itu, Angkasa Pura I memprediksi adanya lonjakan penumpang pesawat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2024. Lonjakan tersebut diperkirakan akan terjadi pada rentang 23 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024.

General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Sultan Hasanuddin, Taochid Purnomo mengatakan peningkatan penumpang diprediksi mencapai 8 persen. Menurut dia, tanggal 23 Desember akan menjadi puncak arus mudik dengan jumlah penumpang diperkirakan mencapai 33.281 orang. Sedang pada 3 Januari 2024 dipredikasi sebagai puncak arus balik dengan perkiraan penumpang sekitar 29.424 orang.

"Pada 23 Desember 2022 jumlah penumpang mencapai 32.692 orang, sedang di 3 Januari 2023 jumlah penumpang mencapai 29.189 orang," kata Taochid, kemarin.

Menurut dia, pihaknya sudah siap menyambut lalulintas orang yang merayakan dan liburan Nataru. Fasilitas yang dibutuhkan telah disediakan begitu pula dengan perbaikan layanan di bandara.

"Di tanggal 19 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024 kami akan mulai menghadirkan posko. Kami berusaha memberi layanan terbaik bukan hanya bagi penumpang tetapi juga bagi airlines dan barang," ujar Taochid.
Terkait trafik penumpang, kata dia, saat ini masih normal dan diperkirakan baru akan melonjak 23 Desember mendatang.

"Saat ini masih relatif normal, seperti biasa di hari-hari sebelumnya biasanya Jumat cenderung lebih tinggi dari hari lain. Diperkirakan puncak mudik sekitar 23 Desember," ucap dia.

Taochid melanjutkan, peningkatan jumlah penumpang biasanya dibarengi dengan permintaan ekstra fly (tambahan penerbangan) dari maskapai. Namun saat ini belum ada pengajuan dari maskapai yang ada.

"Hingga saat ini belum ada pengajuan ekstra fly namun teman-teman dari maskapai sudah menyampaikan akan menambah penerbangan. Namun kami memperkirakan di tanggal 23 itu sekitar 33 ribu penumpang," imbuh Taochid.

Saat ini, kata dia, penerbangan domestik masih mendominasi. Sedang untuk tiga maskapai internasional di Bandara Sultan Hasanuddin masih dengan penerbangan normal.

"Tujuan sekarang masih mendominasi Jakarta, Kendari, dan Surabaya. Tapi kami memprediksi penambahan penerbangan dari dan ke Manado dan lainnya juga akan meningkat," kata dia.

"Sementara penerbangan internasional jelang tahun beru belum ada trafik, namun biasanya terjadi peningkatan untuk umrah. Kami prediksi itu karena minat terhadap umrah di Sulsel sangat besar apalagi saat libur tiba, anak-anak yang libur diajak berumrah," tutur Taochid. (abu hamzah-hikma/C)

  • Bagikan