Debat Cawapres: Tak Ingin jadi Ban Serep

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Tiga calon wakil presiden akan adu gagasan dalam debat kandidat seri kedua. Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud Md, akan tampil ke publik dengan mengusung visi misi kala terpilih dalam lima tahun mendatang. Pertengkaran ide calon wakil presiden diharapkan tidak sekadar mengumbar jargon dan janji kepada calon pemilih. Saatnya membuktikan bahwa posisi wakil presiden bukan sekedar "ban serep" bagi presiden.

Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia menetapkan lokasi debat calon wakil presiden akan digelar di Jakarta Convention Centre (JCC), malam nanti. Tema debat kali ini mengenai Ekonomi Kerakyatan, Ekonomi Digital, Keuangan, Investasi Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN/APBD, Infrastruktur, dan Perkotaan.

Juru bicara Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ismail Bachtiar menyatakan, Cak Imin telah melakukan serangkaian persiapan untuk berdebat dengan dua kandidat lainnya. Ismail mengatakan, Cak Imin memiliki kesiapan yang cukup dengan penguasaan visi-misi yang akan disampaikan kepada publik nantinya.

"Dari sisi kesiapan Cak Imin sudah siap debat. Dia telah menguasai visi-misi yang berkaitan dengan tema debat nantinya. Intinya sudah oke," kata Ismail.

Wakil Ketua Partai NasDem Sulsel, Tobo Haeruddin mengatakan optimis cawapres usungan partai itu dapat menguasai panggung debat nanti. Menurut Tobo, rekam jejak Cak Imin sudah tidak diragukan lagi sebagai mantan aktivis mahasiswa.

"Bahkan dia pernah menjabat wakil ketua DPR, pernah menjabat menteri dia mantan ketua umum PMII," ujar Tobo.

Dia mengatakan, bahwa latar belakang Cak Imin tersebut membawa warna tersendiri. "Tentu dari segi wawasan dan pengalaman tentu tidak diragukan lagi," kata dia.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Gerindra Sulawesi Selatan, Harmansyah menyatakan Gibran akan tampil memukau pada debat calon wakil presiden. Dia mengatakan, Gibran adalah pemuda yang mampu berbicara pada tempatnya. Selain itu, sudah punya pengalaman debat saat Pemilihan Wali Kota Solo pada 2020.

"Jadi untuk debat cawapres, Gibran akan mampu menguasai panggung debat," ujar Harmansyah.

Menurut dia, akan ada kejutan yang diberikan oleh Gibran saat debat cawapres. Keyakinan itu, kata Harmansyah, berdasarkan pengalaman Gibran saat debat Pemilihan Wali Kota Surakarta yang lalu.

"Saat debat Pilwalkot di Solo, Gibran lugas menyampaikan visi dan misinya. Nantinya kelugasan dan kemampuan Gibran menguasai panggung akan ada surprise dan kejutan tersendiri di balik keraguan publik selama ini," ujar dia.

Menurut Harmansyah, tema ekonomi yang akan menjadi materi debat cawapres nanti adalah materi yang sudah sangat dikuasai oleh Gibran. Dia mengatakan, berdasarkan pengalaman Gibran mengelola Kota Solo selama dua tahun, dia sudah sangat paham terkait pertumbuhan ekonomi dan pengelolaan APBD.

Wakil Ketua TKD Prabowo-Gibran di Sulsel, Mudzakkir Ali Djamil mengaku, pihaknya tidak terganggu atas kapasitas Gibran. "Kami di TKD optimistis Gibran akan tampil dengan gaya milenial, apalagi memiliki kemampuan khusus yang akan ditonjolkan," ujar dia.

Sementara, dari partai koalisi pengusung pasangan Ganjar dan Mahfud MD, Ketua Hanura Sulsel, Amsal Sampetondok mengungkapkan bahwa pihaknya tidak meragukan kapasitas Mahfud Md dalam melakukan debat nantinya.

"Bagaimana mau diragukan, dia mantan anggota DPRD, mantan ketua MK, Menkopolhukam, mantan aktivis mahasiswa. Mahfud lebih hebat dari pada yang lain," ujar Amsal.

Dia mengatakan, bahwa pihaknya optimis cawapres usungannya tersebut akan lebih unggul dari cawapres lain. "Sangat jelas bahwa cawapres nomor tiga akan menguasai panggung debat," imbuh Amsal.

Direktur Politik Profetik Institute, Asratillah mengatakan untuk debat cawapres, Mahfud Md akan relatif unggul dibanding Cak Imin dan Gibran.

“Ini bisa kita lihat dari kapasitas retorika ketiganya. Mahfud dalam menyampaikan gagasan relatif lebih jelas dan argumentatif, mungkin hal ini dipengaruhi oleh latar belakang profesi dalam bidang hukum,” kata Asratillah.
Menurut dia, dengan adanya tema yang disiapkan oleh KPU, ketiga cawapres, cukup paham dan cukup bergelut dengan isu-isu ekonomi nasional.

“Mahfud yang masih menjabat Menkopolhukam, Gibran yang berlatar sebagai wali kota Solo dan Cak Imin yang merupakan wakil ketua MPR, pasti cukup paham akan denyut nadi perekonomian rakyat di tingkat bawah,” imbuh dia.

Cuman dalam debat, kata dia, yang menjadi penentu baik tidaknya performance peserta tergantung cara mereka merangkai persoalan-persoalan ekonomi secara nasional.

“Lalu bagaimana mereka merumuskan jalan keluar atau solusi dari persoalan-persoalan tadi, dan yang terpenting apa yang bisa dilakukan dalam waktu dekat, serta peluang dan tantangan yang akan muncul ke depannya,” ucap dia.

Yang perlu diingat oleh masing-masing cawapres, bahwa apa yang mereka sampaikan pada debat mesti komunikatif, mesti bisa dipahami serta menggugah audiens yang mendengarkannya.

“Tentu ini memerlukan kemampuan untuk mengaitkan persoalan-persoalan ekonomi makro dengan kompleksitas ekonomi tingkat mikro yang dihadapi oleh masyarakat akar rumput,” ujar Asratillah.

Dalam berbagai kesempatan, debat capres ataupun cawapres biasanya bisa mempengaruhi preferensi pemilih dalam segmen terbatas, terutama pemilih yang masuk dalam kategori kelas menengah ke bawah.

“Karena diksi yang disampaikan peserta debat biasanya sarat dengan peristilahan yang relatif akademik, dan membutuhkan wawasan awal dari audiens tentang tema debat,” ungkap dia.

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Andi Ali Ali Armanto menilai tema itu sangat luas dan pertanyaan panelis tidak bisa ditebak. “Tapi cawapres diminta untuk menjawab secara spesifik,” ujar dia.

Dirinya pun menyebutkan dari tiga capres, Mahfud dan Cak Imin yang sudah memiliki sempak terjang yang luas. Sementara Gibran hanya menguasai lingkup Solo. Tapi, kata dia, pastinya sebelum melakukan debat ada pembekalan yang diberikan oleh tim kampanye masing-masing cawapres.

“Tapi pengalaman dan wawasan yang bisa menentukan keberhasilan cawapres memberikan jawaban yang bisa mengaitkan dengan visi misi mereka. Kemungkinan Mahfud dan Cak Imin yang bisa memberikan jawaban yang lebih bagus,” kata dia.

Sementara Gibran hanya memiliki pengalaman di lingkup Kota Solo, sementara yang dibahas nanti adalah persoalan negara. “Gibran belum memiliki pengalaman di lingkup nasional, sehingga membuat Gibran hanya bisa menjawab secara general saja,” ujar Andi Ali.

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Tasrifin Tahara menilai debat cawapres akan berlangsung sengit. Namun dia mengatakan, sesuai tema yang akan disajikan pada debat itu, maka cawapres Gibran Rakabuming Raka akan mendapatkan keuntungan. Selama ini orang sering meremehkan Gibran.

"Dalam proses perkembangan ekonomi, saya kira pasangan nomor 02 itu menguasai tema," ujar dia.

Namun, Tasrifin tidak menutup kemungkinan cawapres lain juga akan menyesuaikan kapasitas dalam bidang tersebut. Mengingat cawapres lainnya, yakni Cak Imin dan Mahfud MD juga punya pengalaman di dalam internal kekuasaan.

Sementara itu, Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Lolly Suhenty menyatakan pihaknya akan mewaspadai munculnya kode provokatif pada saat debat cawapres, malam nanti. Itu sebabnya, kata dia, pihaknya sudah memberikan saran perbaikan ke KPU agar memberikan teguran kepada kandidat agar pada debat nanti tidak terulang lagi kejadian pada debat pertama.

“Pascadebat capres pertama, Bawaslu sudah melayangkan saran perbaikan ke KPU, untuk mengantisipasi beberapa hal yang mengganggu dalam proses debat yang pertama tidak berulang di debat yang kedua,” kata Lolly.

Dirinya menyebutkan, sejauh ini saran perbaikan sudah diserahkan ke KPU RI dan pihaknya terus akan melakukan pemantauan pada debat kedua ini untuk kandidat calon wakil presiden.

“Kami terus pantau. Karena kami terus mendapatkan informasi terhadap kesiapan-kesiapan yang KPU lakukan, mudah-mudahan seluruh yang mengganggu kemarin itu tidak lagi terjadi, karena pencegahan tidak lagi dilakukan,” imbuh dia. (suryadi-fahrullah/C)

  • Bagikan