Ponpes Al Imam Ashim : Kasus Penganiayaan Santri Bukan Karena Senioritas

  • Bagikan
Pondok Pesantren Tahfizhul Quran (PPTQ) Al-Imam Ashim Makassar

MAKASSAR, RAKYATSULSEL -- Pihak Pondok Pesantren atau Ponpes Tahfizhul Quran (PPTQ) Al-Imam Ashim Makassar, buka suara mengenai kasus penganiayaan yang mengakibatkan seorang santrinya inisial AR (14) meninggal dunia beberapa waktu lalu.

Melalui keterangan tertulisnya yang diterima Rakyat Sulsel, Jumat (23/2/2024), pihak PPTQ Al-Imam Ashim meminta maaf kepada masyarakat atas kegaduhan yang terjadi, terkhusus kepada seluruh orang tua santri yang ada di Ponpes.

"Kami segenap pengurus dan keluarga besar Pondok Pesantren Tahfizhul Qur'an Al Imam Ashim menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak dan terkhusus kepada seluruh orang tua santri," ujar Humas Ponpes PPTQ Al-Imam Ashim, Jamal.

Adapun mengenai aksi kekerasan yang terjadi dalam lingkungan Ponpes PPTQ Al-Imam Ashim, Kamis (15/2/2024) lalu, dibenarkan Jamal. Dia menyebut bahwa penganiayaan yang dilakukan seorang santri inisial AW (15) mengakibatkan AR masuk rumah sakit (RS) Grestelina Makassar namun meninggal dunia, Selasa (20/2/2024) lalu.

"Terkait pemberitaan yang beredar di media online tentang peristiwa yang terjadi di Pondok Pesantren Tahfizhul Qur'an Al-Imam Ashim beberapa hari yang lalu yang mengakibatkan salah seorang santri (AR) meninggal dunia. Berkaitan hal tersebut Kami sampaikan bahwa benar adanya pemukulan yang terjadi dan dilakukan oleh santri AF (AW) kepada santri AL (AR) yang berakibat kepada meninggal dunia," sebutnya.

Jamal meluruskan, bahwa tindakan kekerasan yang terjadi di lingkungan Ponpes bukan atas nama senioritas seperti informasi yang beredar di masyarakat. Melainkan penganiayaan tersebut terjadi akibat kesalahpahaman antara pelaku dan korban.

Termasuk Jamal ikut mengklarifikasi mengenai kabar adanya pengeroyokan terhadap korban. Disebutkan bahwa penganiayaan tersebut murni dilakukan oleh satu orang santri secara spontan.

"Dalam hal ini kami klarifikasi bahwa tindakan tersebut tidak dikarenakan atas nama senioritas antara AF (AW) dan AL (AR) melainkan karena adanya unsur kesalahpahaman. Begitupun informasi tentang pengeroyokan, hal tersebut tidak benar adanya seperti yang diberitakan di media online. Peristiwa ini diawali murni kesalahpahaman antara kedua santri yang mengakibatkan adanya pemukulan spontan," ungkapnya.

  • Bagikan