Perdebatan Harga Beras, Dedi Mulyadi dan Perspektif Masyarakat

  • Bagikan
Beras

JAKARTA, RAKYATSULSEL — Pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Dedi Mulyadi terkait kenaikan harga beras menuai sorotan. Pasalnya, Dedi membandingkan harga beras dengan hal lainnya yang tidak menjadi kebutuhan pokok.

Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu memberikan sentilan menohok.

“Kira-kita terbuat apa hati orang tersebut?
Rakyat menderita malah dicibir,” kata Dedi Mulyadi, dalam akun X, Rabu, (28/2/2024).

Pegiat media sosial Maudy Asmara juga memberikan sindiran keras.

“Kok bisa ya seorang politisi kasih statement kek gini 🤧 ,” ujar Maudy Asmara.

Sebelumnya, dalam video yang beredar, Dedi Mulyadi terkesan heran melihat masyarakat yang ribut saat harga beras naik. Dia membandingkannya dengan harga rokok, skincare, handphone, hingga mobil.

“Kalau harga beras naik, ribut. Uh, dunia serasa mau kiamat. Tapi harga skincare naik yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan pada diam aja. Harga handphone naik, diam. Harga rokok naik, diam aja,” tutur Dedi dalam video.

Mantan Bupati Purwakarta sekaligus mantan Wakil Bupati Purwakarta ini juga menyoroti soal sawah yang banyak dijadikan sebagai lokasi perumahan, tokoh hingga pabrik.

“Makan nasi yang terbuat dari beras tapi tidak pernah menghargai sawah. Tidak pernah menghargai petani, tidak pernah menghargai buruh tani. Terus-terusan beras harus murah,” ujarnya.

“Tapi tiap hari perumahan dibangun menggusur sawah. Pabrik dibangun menggusur sawah, tokoh dibangun digusur sawah,” lanjut mantan Anggota DPR RI ini.

Menurutnya, ini pelajaran yang penting ke depan bahwa jangan suka meremehkan sawah. Karena kalau sawah kehilangan buruh taninya, maka beras akan langkah.

“Kalau berasnya langkah, kamu punya apapun di rumah nggak ada beras, kamu menderita. Dan kalau harga beras naik ribut. Dunia serasa mau kiamat, tapi harga skincare naik yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan, pada diam aja.

Harga handphone naik, diam aja. Harga rokok naik diam aja. Harga baju naik, diam aja. Harga mobile naik motor naik, diam aja. Nggak ribut. Tapi harga beras naik, ribut,” tandas pria kelahiran Subang ini. (fjr/raksul)

  • Bagikan