Kepala Dinas Perdagangan Kota Makassar, Arlin Ariesta menyatakan pihaknya menurunkan tim untuk melakukan pengawasan, pengamatan, dan pemantauan terhadap volume kemasan MinyaKita. Beberapa sampel yang ditemukan telah telah dilaporkan ke Kementerian Perdagangan.
"Hasil pemantuan ada yang ditemukan hasil pengujian dapat diterima dan ada juga hasil pengujian sampel yang tidak dapat diterima. Kami hanya punya kewenangan melakukan pemantauan dan pengawasan. Adapun langkah penindakan diserahkan kepada Kemendag untuk tindaklanjutnya," ujar Arlin.
Sementara itu, MinyaKita di Pasar Pa'baeng-baeng Makassar terpantau masih aman dan beredar di tengah kisruh temuan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Sebelumnya, Amran Sulaiman melakukan peninjauan di Pasar Jaya Lenteng Agung, Jakarta Selatan Senin (10/3/2025) dan menemukan volume MinyaKita tidak sesuai, seharusnya 1 liter tetapi hanya 750 hingga 800 mililiter. Temuan lainnya terkait harga MinyaKita di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Di pasar Pasar Pa'baeng-baeng hampir seluruh pedagang bahan campuran menjajakan MinyaKita meski dengan harga yang cukup bervariatif, mulai dari harga Rp16 ribu hingga Rp20 ribu.
Salah satu pedagang barang campuran, Syahrir mengungkapkan harga di MinyaKita yang ia jual di bulan ramadan sama dengan harga sebelum Ramadan.
"Ada MinyaKita, harganya Rp16.000," ucap Syahrir.
Syahrir mengatakan, meski harga masih dalam kisaran HET dan tidak ada penarikan MinyaKita yang dibenarkan di pasaran, namun terjadi keterbatasan stok minyak selama Ramadan. "Ada dari distributor cuma stoknya terbatas. Kalau saya dijatah 30 dos per hari dan biasanya habis hari itu juga," beber dia.