Hasrullah terkesan memaksakan pendekatan analisis wacana tanpa memperhitungkan pernyataan terbuka dan lugas Wali Kota Danny Pomanto yang menyatakan bahwa dirinya tidak terlibat sama sekali.
Tampaknya ada upaya untuk membingkai berita yang merugikan dan memproduksi berita hoaks yang ditujukan kepada Danny Pomanto secara pribadi dan sebagai Wali Kota Makassar.
Meskipun Danny Pomanto sedang sibuk mengurus rakyat dan kotanya. Analisis yang dilakukan oleh Hasrullah tidak objektif dan jauh dari ranah objektif menurut ramuan Barelson (1952).
Narasi dan diksi yang digunakan oleh Hasrullah sebagai dosen sangat tendensius, menyerang, dan menyudutkan Wali Kota Makassar, Danny Pomanto.
Baca juga:
Kuliah Umum di FH Unhas, Jamwas Rudi Margono Ingatkan Mahasiswa Cermati Kekosongan Hukum
Baca juga:
BPJS Kesehatan Perluas Layanan Kesehatan Hingga Daerah Terpencil, Kecualikan Korban Kriminalitas
Seolah-olah teks-teksnya merupakan bentuk pelampiasan dendam dan amarah Hasrullah terhadap Danny Pomanto.
Baca juga:
Tiga Guru Besar Tetap UINAM Dikukuhkan
Dalam konteks analisis teks politik, penting untuk mencatat kegagalan Hasrullah dalam menerapkan pendekatan analisis konten yang memadai.
Analisis konten, meskipun sering digunakan dalam studi komunikasi politik, memiliki keterbatasan dalam mengungkapkan nuansa dan struktur mikro dalam teks politik yang kompleks.
Salah satu kegagalan utama dalam pendekatan analisis konten yang digunakan oleh Hasrullah adalah kurangnya perhatian terhadap konteks sosial dan politik yang memengaruhi produksi dan interpretasi teks politik.