Profesionalisme WO dan Sumpah Serapah Sang Profesor

  • Bagikan
Postingan di linimasa medsos sang profesor.

"Kamu diam! Kamu diam!" ujar Prof TM dengan nada tinggi. SM kaget dengan bentakan itu. Padahal, dia baru mau menyilakan tamu itu untuk berdiri di luar vinil putih.

SM mengaku berusaha untuk berbicara kepada Prof TM, untuk menjelaskan apa yang hendak dia katakan.

"Akan tetapi, ibu itu tidak mau mendengarkan omongan saya. Ibu itu kemudian mengangkat ponselnya lalu memotret saya," urai SM.

"Saya bilang 'mohon maaf ibu kalau saya ada salah', tapi ibu itu langsung berkata kepada saya 'kamu kalau gak mau orang datang ke sini jangan undang orang'," ungkap SM menirukan perkataan Prof TM.

SM terus meminta maaf kepada Prof TM dan berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya ingin dia ucapkan tadi.

Pimpinan WO, IR kemudian mendekati SM yang saat itu masih meminta maaf kepada Prof TM.

IR lalu meminta SM untuk memanggil keluarga kedua mempelai yang duduk di kursi VIP keluarga, agar bisa menyambut kedatangan pengantin dan rombongannya.

SM lalu meninggalkan Prof TM dan mengarahkan keluarga mempelai untuk ikut bergabung berdiri di sepanjang luar vinil putih.

Setelah mempelai duduk di pelaminan, SM melihat Prof TM sedang bertanya kepada penjaga stand coto dan chef yang ada di area resepsi.

Rupanya, Prof TM sedang menanyakan apa nama EO yang membantu jalanya acara ini.

SM yang merasa masalah ini belum selesai, kemudian mendekati kembali Prof TM dan berusaha untuk bisa berbicara dengan baik kepadanya tentang kesalahpahaman yang terjadi.

SM terus meminta maaf dan berusaha untuk menjelaskan yang sebenarnya. "Maaf ibu, mohon maaf ibu boleh saya bicara?" ujar SM.

"Saya mohon maaf ibu jika saya salah kata barusan. Mohon maaf ibu," kata SM lagi.

Tapi SM tidak dihiraukan oleh Prof TM. Dia terus marah-marah kepada SM dengan berkata, "kamu itu tidak becus!".

"Mohon maaf ibu jika saya ada salah," ujar SM lagi.

"Saya ini teman kantor ibu pengantin!" kata Prof TM dengan nada tinggi.

  • Bagikan