OPINI: Malik Toding: Spirit Saudagar dan Pesan ke Diaspora asal Sulsel

  • Bagikan
Malik Toding (tengah) Bersama Keluarga

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Malik Toding, 43 tahun, seorang diaspora asal Sulawesi Selatan, sudah 20 tahun di kota Den Haag, awalnya dia ke Belanda sebagai pelayan Panti Jompo.

Tapi, karena jiwa saudagarnya, ditopang oleh spirit ingin maju dan berhasil melalui kerja keras, ia kini sudah memiliki tiga restoran besar di pusat kota Den Haag dan puluhan karyawan. Malik masuk pengurus di Badan Pengurus Luar Negeri Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPLN KKSS) Eropa, yang diketuai oleh Ibu Nena Doligez.

Spirit kerja keras yang dimiliki oleh Malik Toding adalah di samping sebagai pemilik restoran, juga sering berperan sebagai pelayan restorannya, seperti pengakuannya:

Dari awal buka restoran hingga hari ini, saya dan istri sering mengerjakan pekerjaan karyawan, misalnya lap meja, cuci piring, dan mengatur bahan baku yang loading.

Peran saya tidak perlu menonjol sebagai pemilik atau bos restorannya. Saya punya dua pengalaman menarik dan lucu. Pertama, suatu hari ada rombongan orang Jerman masuk makan di restorannya.

Ketika mereka mau pulang, dia tanya saya, pakai bahasa Inggris, “where is your boss? We want to pay. Saya bingung, jawabnya. Saya jawab, “my boss is in the kitchen.” Pada kesempatan lain, seorang sopir drop atau loading bahan baku, sayur-sayuran.

  • Bagikan